Tunggu waktu kehadiranmu
sebentarpun terasa lama
diam dengan murung
mata terpejam mebayang senyummu
ah, bukan soal waktu
tapi rasa tak tertahan
tuk kita bisa bertemu
melepas rindu kembali bahagia
waktu tak berteman
lambat terasa saat rindu membara
tidak ada senyum untuk kesendirian
hati sepi hanya menunggu kembali
17 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Saturday 16 May 2015
Sepotong Hati
Sepotong Hati ditempat sunyi
Terdengar sayup suara rindu memecah sunyi
tertatih hati terperangkap sepi
dengan harapan cinta akan abadi
Pudar sinar rembulan
suara berjasa ayam pagi hari
mentari tersenyum mengajak pergi
untuk sepotong hati ditempat sepi
Bukan tentang yang membuat rindu
bukan tentang yang selalu bersamamu
namun tentang hidup
dimana sepotong hatiku ada disana
Saat janji sudah terucap
sepotong hati tak akan pergi
memeluk duka dengan senyum
sampai akhirnya
tertawa dengan hati penuh
16 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Terdengar sayup suara rindu memecah sunyi
tertatih hati terperangkap sepi
dengan harapan cinta akan abadi
Pudar sinar rembulan
suara berjasa ayam pagi hari
mentari tersenyum mengajak pergi
untuk sepotong hati ditempat sepi
Bukan tentang yang membuat rindu
bukan tentang yang selalu bersamamu
namun tentang hidup
dimana sepotong hatiku ada disana
Saat janji sudah terucap
sepotong hati tak akan pergi
memeluk duka dengan senyum
sampai akhirnya
tertawa dengan hati penuh
16 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Friday 15 May 2015
Kesendirian
lepas pandang jauh kesana
nyanyian burung merdu terdengar
sapaan indah kelopak bunga
terbuka mata terbebas hati
langkah lepas waktu terbebas
senyum sendu mata terpejam
gugur daun pelipur lara
saat hati kembali dalam suka
petikan gitar sendu terdengar
suka duka melebur rasa
saat kesendirian menjadi kebahagiaan
keadaan pembuat cinta pada sendiri
saat mega menghitam
terpejam mata dalam doa
tanpa mengucap hanya berharap
pagi esok bahagia didapat
15 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
nyanyian burung merdu terdengar
sapaan indah kelopak bunga
terbuka mata terbebas hati
langkah lepas waktu terbebas
senyum sendu mata terpejam
gugur daun pelipur lara
saat hati kembali dalam suka
petikan gitar sendu terdengar
suka duka melebur rasa
saat kesendirian menjadi kebahagiaan
keadaan pembuat cinta pada sendiri
saat mega menghitam
terpejam mata dalam doa
tanpa mengucap hanya berharap
pagi esok bahagia didapat
15 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Thursday 14 May 2015
Row J 89
Janji sudah dibuat
saat kaki melangkah keluar
dimulai sebuah cerita
ya tentang kita berdua
ini menyenangkan
terpisah oleh kursi
terhubung oleh sebuah pesan
sederhana pembawa bahagia
saat roda berhenti mengikuti barisan kendaraan
kau mengeluh lucu tentang udara
sama halnya denganku panas mengganggu
namun sabar masih bersama kita
roda berputar terhembus angin sejuk
ocehan kenek terus tanpa henti
sampai tiba di kota yang pembicaraan
kendaraan seperti menghentikan langkah
Row J 89 sebelum waktu mulai
3 lembar kertas harapan tergenggam
kemudian beranjak sebelum kembali
tanpa tujuan tetap berjalan
waktu tiba tegang kau rasa
lucu paras wajah yang kau beri
sampai duduk disinggahsana raja ratu
row j milik kita
mulai sudah ketakutanmu
lupa dengan popcorn dibangku
terus menggenggam tangan
sambil mata tepejam
ku beri kau ketenangan dengan yang kubisa
usapan lembut pada pipimu
kurasakan ketenanganmu
Row J 89 selesai sudah
beranjak pergi dengan senyum meremehkan
seolah kau tidak takut
dengan yang baru terjadi
2 makan 2 minum
pelengkap hari ini
dan sebuah foto masa lalu untukmu
bidadari kecilku
saat angin berhembus
seolah menerbangkan semua
hanya bisa tertawa atas itu
sudah sampai waktu beranjak
duduk di halte cemas wajahmu
tertawa kecil melihat kecemasanmu
kau takut akan waktu
sampai ia tiba
kita beranjak pulang
duduk cemas terlihat raut wajahmu
sedikit nyanyian penghibur
hanya untukmu
perbincangan tiada habis
terus terlaksana
kotaku cemas hilang
pergi pulang bersama dengan cemas berbeda
perjalanan menyenangkan
kenangan luar biasa
paku saksi nyatanya
14 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
saat kaki melangkah keluar
dimulai sebuah cerita
ya tentang kita berdua
ini menyenangkan
terpisah oleh kursi
terhubung oleh sebuah pesan
sederhana pembawa bahagia
saat roda berhenti mengikuti barisan kendaraan
kau mengeluh lucu tentang udara
sama halnya denganku panas mengganggu
namun sabar masih bersama kita
roda berputar terhembus angin sejuk
ocehan kenek terus tanpa henti
sampai tiba di kota yang pembicaraan
kendaraan seperti menghentikan langkah
Row J 89 sebelum waktu mulai
3 lembar kertas harapan tergenggam
kemudian beranjak sebelum kembali
tanpa tujuan tetap berjalan
waktu tiba tegang kau rasa
lucu paras wajah yang kau beri
sampai duduk disinggahsana raja ratu
row j milik kita
mulai sudah ketakutanmu
lupa dengan popcorn dibangku
terus menggenggam tangan
sambil mata tepejam
ku beri kau ketenangan dengan yang kubisa
usapan lembut pada pipimu
kurasakan ketenanganmu
Row J 89 selesai sudah
beranjak pergi dengan senyum meremehkan
seolah kau tidak takut
dengan yang baru terjadi
2 makan 2 minum
pelengkap hari ini
dan sebuah foto masa lalu untukmu
bidadari kecilku
saat angin berhembus
seolah menerbangkan semua
hanya bisa tertawa atas itu
sudah sampai waktu beranjak
duduk di halte cemas wajahmu
tertawa kecil melihat kecemasanmu
kau takut akan waktu
sampai ia tiba
kita beranjak pulang
duduk cemas terlihat raut wajahmu
sedikit nyanyian penghibur
hanya untukmu
perbincangan tiada habis
terus terlaksana
kotaku cemas hilang
pergi pulang bersama dengan cemas berbeda
perjalanan menyenangkan
kenangan luar biasa
paku saksi nyatanya
14 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Senyum sang Ratu
sayup angin berhembus
saat senyuman mulai terhapus
saat peluh kembali menetes
saat semua telah berubah
entah apa yang ada dibenak sang ratu
pergi untuk kembali hanya mimpi
hingga memutuskan tuk kembali berlari
namun apadaya tangis terisak
berdiri tegap sang raja perkasa
terlihat pemandangan menghancurkan jiwa
sang ratu tercinta jatuh tidak berdaya
cepat berlari membuat isyarat
"apa kau baik saja?"
terlihat luka dan air mata
mulut terbuka menahan lara
bagai tanpa obat sakit ini terasa
senyum raja penghibur lara
saat tiba dan berikan tangan
digapai tangan pembuat senyum
tercipta senyum terhapus peluh
tangan menjadi satu
saat bibir kembali melengkung ke atas
14 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
saat senyuman mulai terhapus
saat peluh kembali menetes
saat semua telah berubah
entah apa yang ada dibenak sang ratu
pergi untuk kembali hanya mimpi
hingga memutuskan tuk kembali berlari
namun apadaya tangis terisak
berdiri tegap sang raja perkasa
terlihat pemandangan menghancurkan jiwa
sang ratu tercinta jatuh tidak berdaya
cepat berlari membuat isyarat
"apa kau baik saja?"
terlihat luka dan air mata
mulut terbuka menahan lara
bagai tanpa obat sakit ini terasa
senyum raja penghibur lara
saat tiba dan berikan tangan
digapai tangan pembuat senyum
tercipta senyum terhapus peluh
tangan menjadi satu
saat bibir kembali melengkung ke atas
14 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Monday 11 May 2015
Untukmu
Percaya atau tidak dengan dunia paralel
saat semua kehidupan tidak semestinya
hanya yakin tetap bahagia kita disana
dengan senyum indah yang kau berikan
Bibir merah yang tak berhenti mengucap
tidak mendengarkan hanya menatap
cara bicara itu dirimu
indah untuk bisa bersama dengan itu
saat mata saling berpandang
waktu 1detikpun menjadi berharga
untuk selalu disampingmu
menghabiskan waktu bersamamu
untuk terus tersenyum bahagia
11 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
saat semua kehidupan tidak semestinya
hanya yakin tetap bahagia kita disana
dengan senyum indah yang kau berikan
Bibir merah yang tak berhenti mengucap
tidak mendengarkan hanya menatap
cara bicara itu dirimu
indah untuk bisa bersama dengan itu
saat mata saling berpandang
waktu 1detikpun menjadi berharga
untuk selalu disampingmu
menghabiskan waktu bersamamu
untuk terus tersenyum bahagia
11 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Awal Hari
Lagi tentang bintang
teduhkan malam tumbuhkan senyuman
bukan tanpa arti diam dalam kesendirian
untuk jadi lebih baik dengan senyuman yang indah
Bintang jatuh penuh harapan
bagai gagal dalam pelaksanaan tugas
senyum semringai melengkung kebawah
diiringi air menetes dari mata kiri
Cahaya memudar dengan sendirinya
langit menerang cakrawala tertrawang
saat kejora menggantikan bulan
matahari beranjak pergi ketempat semestinya
melepas pandangan mengirup nafas dalam
bagai berada disinggahsana seorang raja
nikmati warna warni pagi
bersama untaian bunga indah berduri
11 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
teduhkan malam tumbuhkan senyuman
bukan tanpa arti diam dalam kesendirian
untuk jadi lebih baik dengan senyuman yang indah
Bintang jatuh penuh harapan
bagai gagal dalam pelaksanaan tugas
senyum semringai melengkung kebawah
diiringi air menetes dari mata kiri
Cahaya memudar dengan sendirinya
langit menerang cakrawala tertrawang
saat kejora menggantikan bulan
matahari beranjak pergi ketempat semestinya
melepas pandangan mengirup nafas dalam
bagai berada disinggahsana seorang raja
nikmati warna warni pagi
bersama untaian bunga indah berduri
11 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Hari Baru
Koloni pergi tinggalkan bekas
Kompak untuk melupakan masa lalu
Dan membangun hari yang baru
Dengan sangat terburu-buru
Bukan ingin menghilangkan kenangan
Bukan pula ingin menghapus yang tertinggal
Tapi ingin membuat semua bahagia
Tanpa terusik keberadaannya
Memang rencana tidak selalu sempurna
Hanya ingin mencoba
Untuk menuai hasil bahagia
Semoga esok indah
Tuk awali hari baru
11Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Kompak untuk melupakan masa lalu
Dan membangun hari yang baru
Dengan sangat terburu-buru
Bukan ingin menghilangkan kenangan
Bukan pula ingin menghapus yang tertinggal
Tapi ingin membuat semua bahagia
Tanpa terusik keberadaannya
Memang rencana tidak selalu sempurna
Hanya ingin mencoba
Untuk menuai hasil bahagia
Semoga esok indah
Tuk awali hari baru
11Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Sunday 10 May 2015
Nestapa Sepi
Sinar mentari membakar sukma
Elang memerkam lapar terasa
Teduh pohon bagai tanpa rasa
Menyendiri ditempat sepi antaberanta
Garis pembatas jalan yang memudar
Luntur bagai harapan yang lama pupus
Terus terulang tanpa kebaikan
Dengan harapan sepi tak menyapa
Bukan pilihan untuk tetap disini
Saat sepi memaksa pergi
Keramaian mulai menghantui
Tergores luka tak terobati
Ingin sebenarnya pergi dari sini
Saat rambut panjang terkibas
Muka bertopeng kesan bahagia
Peluh menetes senyum memudar
Saat mata kembali terbuka
Terperangah oleh serpihan duka
Masih sama tanpa beda
Sepi ditempat yang terasingkan
Dan senyum kembali memudar
11 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Elang memerkam lapar terasa
Teduh pohon bagai tanpa rasa
Menyendiri ditempat sepi antaberanta
Garis pembatas jalan yang memudar
Luntur bagai harapan yang lama pupus
Terus terulang tanpa kebaikan
Dengan harapan sepi tak menyapa
Bukan pilihan untuk tetap disini
Saat sepi memaksa pergi
Keramaian mulai menghantui
Tergores luka tak terobati
Ingin sebenarnya pergi dari sini
Saat rambut panjang terkibas
Muka bertopeng kesan bahagia
Peluh menetes senyum memudar
Saat mata kembali terbuka
Terperangah oleh serpihan duka
Masih sama tanpa beda
Sepi ditempat yang terasingkan
Dan senyum kembali memudar
11 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Lanjutan Angkara
Lembah rindu
Lembah ngeri seantero jagat raya
Menyudutkan jiwa pilu
Menarik ikatan romeo dan rinjani
Kala waktu memyudutkan mereka
Tersudut lelambaian dedaunan sayang
Kala romeo menghadap pelangi sore
Kaki bergetar hebat, jantung berdegup cepat
Kala rinjani menyapa
Nafas tak kembali, lepas tak terkendali, tak bernyali
Bagai kehilangan imaji
Nyanyian kenari dimulai beradu suasana
Pertemuan rindu, mengalahkan kehebatan angkara
Lembah rindu tercipta
Untuk dua hati sepasang puzzle
Terimakasih rindu
11 Mei 2015
Nada Gesty P.S
Lembah ngeri seantero jagat raya
Menyudutkan jiwa pilu
Menarik ikatan romeo dan rinjani
Kala waktu memyudutkan mereka
Tersudut lelambaian dedaunan sayang
Kala romeo menghadap pelangi sore
Kaki bergetar hebat, jantung berdegup cepat
Kala rinjani menyapa
Nafas tak kembali, lepas tak terkendali, tak bernyali
Bagai kehilangan imaji
Nyanyian kenari dimulai beradu suasana
Pertemuan rindu, mengalahkan kehebatan angkara
Lembah rindu tercipta
Untuk dua hati sepasang puzzle
Terimakasih rindu
11 Mei 2015
Nada Gesty P.S
Penjara Ruang Waktu
Tetap disini
diam ditempat menatap tajam senja
kesunyian kesepian mengganggu
yang perlahan menghilang dan memudar
Penggambaran kosong terlintas
menjadi kenyataan bagai bunga layu
tersadar diam dikesendirian
melihat mega dan mulai terlupakan
Memudar dan menghilang
menjadi tempat kosong yang mencekam
dengan sisi gelap bagai menerkam
ya penjara ruang dan waktu
Kesepian dan membiasakan diri
tertawa lepas walau dihantui
perasaan muncul dan pergi
sampai akhirmya tersadar dan kembali
10 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
diam ditempat menatap tajam senja
kesunyian kesepian mengganggu
yang perlahan menghilang dan memudar
Penggambaran kosong terlintas
menjadi kenyataan bagai bunga layu
tersadar diam dikesendirian
melihat mega dan mulai terlupakan
Memudar dan menghilang
menjadi tempat kosong yang mencekam
dengan sisi gelap bagai menerkam
ya penjara ruang dan waktu
Kesepian dan membiasakan diri
tertawa lepas walau dihantui
perasaan muncul dan pergi
sampai akhirmya tersadar dan kembali
10 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Sosok Indah
Aku sayang kamu
kata-kata yang selalu kau berikan padaku
3 kata penuh makna
penuh cerita suka duka
Kilauan madu dimatamu
yang selalu membuatku terpana
tanpa bisa memalingkan sedikitpun
pandanganju berhenti padamu
Orang asing yang kini bersamaku
dari pertemuan singkat
yang berujung hubungan erat
bahagia lalui waktu bersamamu
Bidadariku
selalu membuatku tersipu saat kau tersenyum padaku
sabar menghadapi sifat kekanakanku
rela berkorban demi aku bahagia
Kau sempurna untukku
cukup dirimu
karna semua yang aku butuhkan ada pada dikau
dan kau membuat hariku bagai pelangi senja penghibur
Bidadari tanpa sayap
hadir dikehidupanku
10 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
kata-kata yang selalu kau berikan padaku
3 kata penuh makna
penuh cerita suka duka
Kilauan madu dimatamu
yang selalu membuatku terpana
tanpa bisa memalingkan sedikitpun
pandanganju berhenti padamu
Orang asing yang kini bersamaku
dari pertemuan singkat
yang berujung hubungan erat
bahagia lalui waktu bersamamu
Bidadariku
selalu membuatku tersipu saat kau tersenyum padaku
sabar menghadapi sifat kekanakanku
rela berkorban demi aku bahagia
Kau sempurna untukku
cukup dirimu
karna semua yang aku butuhkan ada pada dikau
dan kau membuat hariku bagai pelangi senja penghibur
Bidadari tanpa sayap
hadir dikehidupanku
10 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
Malam Itu
Malam penuh bintang
kelipan cahaya bintang yang membuat insan diam
barisan yang indah ditengah dinginnya malam
mencekam namun menenangkan
Sayup-sayup terdengar hembusan angin
memekakan telinga bagai sengaja meggoda
yang menemani pengampunan didalam benak
saat bibir mulai berhenti bergerak
Tidak ada kata-kata untuk sebuah penggambaran
bagai meggembala dipadang pasir
hanya pergi tanpa berbuah hasil
dengan penuh harapan aku berdoa
10 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
kelipan cahaya bintang yang membuat insan diam
barisan yang indah ditengah dinginnya malam
mencekam namun menenangkan
Sayup-sayup terdengar hembusan angin
memekakan telinga bagai sengaja meggoda
yang menemani pengampunan didalam benak
saat bibir mulai berhenti bergerak
Tidak ada kata-kata untuk sebuah penggambaran
bagai meggembala dipadang pasir
hanya pergi tanpa berbuah hasil
dengan penuh harapan aku berdoa
10 Mei 2015
Rakai Zidan Irada
LORONG ITU
Damai indah di ujung lembah bukit permai,
rimbun untai
cemara gemerisik berdesah,
basah hangat mata air seolah mengalir dari akar flora
hayati yang merimbuninya
rembesi sungai
kecil di sepanjangnya tebarkan wewangian mengundang rindu
untuk selalu melewatinya.
Lorong indah diantara bukit permai
di ujung cinta tersembunyi, selalu getarkan hasrat menyinggahinya
hilangkan gelisah, sembunyikan risau hati karena dendam rindu
terlalu lama.
Hanya niat suci dan tulusnya cintamu
akan kucitakan untuk selalu menyambanginya.
Purworejo, 12 Desember 2014 Ch. Archam
PENJARA ITU
Jika setiap langkah dan kehendak hati mati tak mampu henyak dari kungkung kejumudan, tersandera dan kaku jazad beku dingin tak kuasa berbuat apa-apa.
Kilau gelimang harta duduk tinggi di singgasana tahta dengan
paras-paras elok mengelilinginya seakan
kemuliaan tertinggi dari semua cita manusia.
Hingga apapun pernah dikorbankan untuk mencapainya karena
itulah bintang tinggi impian cita yang selama ini digantungkan.
Sejak belia kehendak itu diazamkan tak pernah terfikir
bahwa sesungguhnya cita-cita telah salah difahamkan dalam dirinya, bahkan
setiap waktu dia khusyukkan do’a, tangis pohonkan restu orang tua dan kerabat
untuk mencapainya, hingga makin jauh sesat tak lekas tersadarkan.
Ribuan tuah untuk
melunakkan keras hati tak mampu mengembalikan hakikat cita yang benar, semua
sia-sia terabaikan. Kenelangsaan yang
mulai mengidapi kesehariannya tak terasakan sebagai teguran dari yang
Mengasihinya. Semakin angkuh bahkan
dengan orang-orang yang dulu didatanginya untuk menguatkan kegigihan
hasratnya.
Gelimang harta yang telah didapatnya mengikat kakinya
dalam kungkung ketamakan, tahta yang kini dijabatnya memenjarakan hatinya dalam
sifat hasut dan kedengkian, wanita-wanita cantik yang mudah dijamahnya telah mengurung
syahwat dan birahinya.
Aluamah bersimaharaja di hati kian menjadi
Terjerat kian sulit diuwalkan
Tersesat kian jauh untuk temui kebenaran.
Jika busur panah telah salah diarahkan dari semula
Maka anak panah tak akan sampai ke kesejatian harap
Bahkan kesesatan kian jauh membelantara
Rasa tak pernah tergelisahkan
Karena kebenaran telah tersandrakan bujuk dunia
Hingga sulit menceraikan kesalahan dari kesejatian cita.
Purworejo, Agustus 2014.
Ch.
Archam
PASEBAN RINDU
Hias ronce sekar merah berjuntai
Melepas satu-satu dari simpul benang pengikat
Tercecer di altar sepi rindu
menghampa
Wangi menepi tinggalkan rasa sepa kerumuni jiwa
Lantuni senandung kasmaran di ambang layu
Cecerkan sesal timbuni bayang lalu
pendamkan lamunan saat-saat indah
Hasrat renjana tertahan menggebu
Tergambar di cempaka menyebar di paseban sepi
Mawar kuyu di
sudut tanah berdebu tinggalkan harum mukswa.
Purworejo, 16 Oktober 2014 Ch.
Archam
Layung Putih
Layung putih rendah pajangi pagi memanjang di kaki langit,
Berujung di senja jingga berpuluh warsa yang lalu,
Senandungkan nyanyian sunyi merindu yang belum usai syair kutuliskan
ingatkan lagi tentang nawala kasih yang tak tersampaikan
Hingga nada terhenti gelayuti hati resah sepi kian terabaikan.
Pagi ini akan kuusaikan kata-kata indah yang terhenti
Jadikan penggalan bait untuk kulantunkan senja nanti
Saat lembayung tembaga merendah dekati malam yang kita
jelang
Mengurai mimpi yang tertunda.
Tuntaskan kehangatan hingga kebahagiaan jagakan tidur
Jemput mega angkasa senyum hiaskan langit seharian
Tapaki jalan senandungkan pepujian sepanjangnya
Sucikan niat tiap tikungan
Bersihkan ikhtiar hingga langkah akhir menjemput.
Sumbersari, September 2014.
Ch.
Archam
KUTIMBUN SUDAH
Kularung semua sisa luka itu
jauh tenggelam di dasar samudera
tertimbun pasir hitam tertutup karang
warna warni mengelabuhkan,
perih telah melukakan hati
tinggali dada begitu lama,
bak jelaga menghitam dan ikut terlahirkan
bersama janin tangis
hingga sulit kuhapus untuk sekedar meretas asa
menggapai cahaya yang nampak masih ada
walau temaram kadang hilang
tersembunyi di balik rumpun bukit indah itu.
Purworejo, 29 Okt. 2013
Ch.
Archam
Subscribe to:
Posts (Atom)